Minggu, 25 Januari 2009

Patungan Membeli RUMAH

Ketika kami hendak memutuskan untuk membeli rumah baru, kami menghitung bahwa uang kami tidak cukup untuk uang muka. Kami ceritakan hal ini kepada Mikhal yang saat itu kelas 6 SD dan Yason kelas 3 SD sambil menawarkan apakah mereka mau membantu melalui tabungan mereka.

Mikhal yang punya Rp 6 juta, bilang bahwa dia menyumbang Rp 5 juta, sedang Yason yang punya Rp 1,5 juta setuju untuk memberikan Rp 1 juta.

Kami tidak melihat adanya rasa keberatan dan saling membandingkan jumlah yang diberikan dari mereka. Dan akhirnya kami berani memutuskan untuk membeli rumah idaman tersebut.


Pesan : menceritakan masalah besar kepada
anak bisa membuat rasa
kebersamaan yang lebih kuat.

Sabtu, 17 Januari 2009

Layak MENGAJAR

Saat itu saya sedang menyiapkan untuk memimpin acara pemuda gereja yang bertopik “hidup dalam kasih”. Kemudian saya bertanya kepada Mikhal, apakah papa layak mengajarkan topik ini, apakah dalam hidup papa sudah menerapkan kasih, atau hanya bisa omong doang. Dengan tegas dia menjawab,”Sudah, papa layak mengajar”.


Pesan : anak- anak kita dapat menilai kita
apa adanya.

Sabtu, 10 Januari 2009

Kamu HEBAT !

Hari Minggu itu, buat Mikhal, (kelas 1 SMP), mungkin adalah hari yang menegangkan, karena untuk pertama kalinya dia mengiringi musik untuk kebaktian umum. Dia mengiringi bersama Debi guru musiknya.

Begitu kebaktian usai, saya menghampiri Mikhal dan berkata “Mikhal kamu hebat” dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Debi. Debi tampak heran dengan komentar saya, lalu dia berkata bahwa, saat kecil, yang ayahnya lakukan saat dia main piano, bukan memuji, tapi cenderung mencela.


Pesan : pujian akan membuat anak kita
merasa berharga, bukan kritikan