Sabtu, 13 Desember 2008

RIBUT dengan Tetangga

Sudah beberapa minggu, hari Sabtu malam adalah waktu yang ditunggu anak-anak, karena mereka punya acara rutin bermain sepak bola dengan teman-teman tetangga baru kami. Tapi malam itu setelah bermain, Yason (kelas 4 SD) pulang dengan mengomel karena terjadi perselisihan dengan teman-temannya. Yang lebih menjengkelkan dia adalah, penyebab pertengkaran tidak jelas.

Sebelum tidur dia berkata,”bagaimana ya supaya bisa baikan kembali. Ah mudah-mudahan hari Senin, kita bisa berteman kembali”.

Dan benar, bukan hari Senin, tapi keesokan harinya, hari Minggu, Yason pulang dari bermain, dengan wajah riang ,”Ternyata Ganesa dan Vanesa sudah mau main lagi…”.


Pesan : anak-anak mencintai damai

Minggu, 07 Desember 2008

Aku Kejar Mereka

Menjelang memimpin camp pemuda gereja yang bertema “hidup dalam kasih”, anak-anak meminta saya menceritakan cuplikan yang saya persiapkan. Lalu saya bercerita tentang contoh orang yang mengasihi dengan tulus sambil menambahkan bahwa Yesus mengajarkan kita mengasihi semua orang, apapun sikap mereka kepada kita.

Yason, kelas 4 SD, tertawa dengan penjelasan saya, dan berkata “Masak kalau kita dipukul, kita akan bilang, silahkan pukul lagi”. “Kalau aku dipukul, aku akan kejar mereka, dan membalasnya”. Gantian saya yang tertawa geli, dan hilang kata-kata untuk memberikan indoktrinasi kepadanya.

Pesan : pemahaman iman memerlukan
proses, tidak perlu dipaksa.

Senin, 01 Desember 2008

Menyayangi Dengan HATI

Yason yang saat itu kelas 3 SD sudah di tempat tidur saat saya datang dan memeluknya. Saya bercanda dengan berkata,”Papa sangat sayang kamu, tapi kenapa kamu tidak merasakannya?”. “Tahu kok,” begitu dia menjawab polos.
“Papa menyayangimu dengan hati, bukan dengan pikiran”. “Lalu kamu merasakan kasih papa dengan hatimu atau pikiranmu?” saya lanjutkan percakapan. Dengan berbisik dia menjawab ,”Aku merasakan kasih papa dengan hati”.


Pesan : bukan karena kita harus mengasihi
anak-anak kita, tetapi hati kitalah
yang berkata

Jumat, 28 November 2008

Hadiah Handphone

Menjelang ujian SD, kami menjanjikan hadiah handphone untuk Mikhal jika dia berprestasi. Dan benar, setelah nilai ujian diumumkan, dia berhak mendapat handphone. Tetapi saat itu kami sedang terbatas keuangannya sehingga kami menawar agar hadiah tersebut bisa diundur. Mikhal mengangguk setuju dan tidak menuntut.
Kami tahu bahwa dia sangat menginginkannya ; itu bisa dilihat, bahwa selalu iklan handphone yang dia perhatikan. Tetapi setelah mengundur hadiah itu 2 bulan kami harus kembali minta waktu 1 bulan lagi sampai keadaan keuangan keluarga membaik. Lagi-lagi Mikhal setuju dan tidak ada rasa marah.

PESAN : peganglah janji, tetapi apabila kita
tidak bisa menepatinya, berterus
teranglah

Senin, 10 November 2008

Mama yang Bisa Diandalkan

Di hari Minggu itu Lely sedang pergi, sedang saya dengan anak-anak yang saat itu masih SD, ada di rumah.
Hari sudah mendekati jam makan siang, dan di rumah tidak tersedia makanan siap santap. Saya bertanya kepada anak-anak ,”Kira-kira mama akan beli makanan untuk makan siang kita atau tidak?”. Mereka menjawab,”Pasti mama akan bawa makan siang untuk kita, kan mama bisa diandalkan,”. “Dari mana kalian yakin mama bisa diandalkan?” saya lanjutkan pertanyaan. Mereka menjelaskan bahwa itu sudah terbukti dari semua pengalaman mereka dan belum pernah mereka mengalami kekecewaan. Dan benar, tidak berapa lama Lely pulang dengan membawa makan siang kami.


Pesan : pengalaman anak terekam dengan kuat, buatlah pengalaman yang
positif dalam rekaman anak kita.

Jumat, 31 Oktober 2008

Papa yang Friendly

Saat sedang gosok gigi menjelang tidur, Yason yang kelas 4 SD berkata,”Kayaknya nggak ada ayah lain yang lebih friendly kepada anaknya dari pada papa,” Lalu dia membandingkan perilaku ayah dari teman-temannya.
Kemudian saya bertanya,” Friendly papa sesuatu yang baik dan positif atau jelek?”. Yason dengan mantap berkata bahwa mempunyai papa yang friendly adalah hal yang menyenangkan.


Pesan : jika anak bisa merasakan ayahnya
adalah temannya yang bisa
diajak berkomunikasi dan bermain,
banyak hal yang orangtua bisa
lakukan untuk mendidik anak.

Senin, 27 Oktober 2008

Kenapa Papa Tidak Bertanya?

Mikhal baru masuk SMP dan hari itu adalah hari pertamanya. Malam hari itu saya sedang membaca koran di kamarnya, tapi kami tidak saling bicara.
Setelah beberapa saat, tiba-tiba dia berkata ,”Kenapa papa tidak bertanya kepada Mikhal tentang sekolah di SMP?”. Seketika, saya meletakkan koran dan menatapnya dengan antusias, dan bertanya,”hei apa yang terjadi hari ini?” Mikhal lalu bercerita dengan bersemangat tentang teman barunya dan banyak hal lain.


Pesan : anak-anak perlu didengar, dan
dengarlah mereka dengan antusias
dengan mata kita, bukan mendengar
sambil membaca koran.

Sabtu, 27 September 2008

Memalsu Tanda Tangan

Saat makan malam, Yason, saat itu kelas 3 SD, bercerita bahwa tadi di sekolah, dia dihukum guru dengan harus keluar kelas karena memalsu tanda tangan saya pada PR nya. Saya bertanya, ketika ibu guru mengatakan bahwa tanda tangan itu palsu, “apakah kamu langsung mengaku?”. “Ya,” begitu jawabnya dengan polos.

Setelah mendengar duduk perkara dan pengakuan tersebut, kami tidak marah kepada Yason, malah saya berkata,”Yason, papa bangga karena kamu mau mengakui perbuatanmu yang salah, baik kepada gurumu dan kepada papa mama dan rela menerima hukuman dari gurumu”.

Pesan : anak yang bersalah memerlukan
kasih dan arahan agar dia bisa
memperbaikinya, dan bukan
kecaman.

Pengantar


Membangun keluarga yang bahagia adalah harapan semua rumah tangga, namun keluarga bahagia bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja, tetapi harus terus diupayakan. Catatan Harian ini adalah pengalaman keluarga kami dalam upaya membentuk sebuah keluarga yang berbahagia.

Tuhan mengaruniakan Lely Budiman, istri saya, yang berperan sangat besar dalam pembentukan keluarga kami. Pernikahan kami dilakukan tahun 1989, dan dikaruniai 2 anak: Mikhal Anindita, anak perempuan, yang lahir tahun 1990, dan Yason Pranata, anak laki, yang lahir tahun 1993.
Kami percaya sebuah keluarga yang bahagia akan menjadi tempat yang baik untuk anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang utuh, dalam kepribadian dan dalam kerohanian.
Semoga Catatan Harian ini bermanfaat buat para pembaca. Tuhan memberkati.