Selasa, 15 November 2011

RAMBUT CEPAK

Pulang dari potong rambut, Yason yang saat itu kelas 5 SD sangat muram dan marah kepada Lely yang mengantarnya. Ini gara-gara yang memotong rambutnya, bukan bapak yang biasanya, dan model potongan rambutnya, cepak ala militer yang dia tidak suka. Yason ngambek, tidak mau disuruh mandi.


Dengan ajakan saya, akhirnya dia mandi, dan kami bisa bercanda di kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, rasa tertekannya hilang, bahkan sudah bisa tersenyum kepada Lely.

Dengan berbisik, Lely berbicara kepada saya,”kamu ayah yang baik….”


Pesan : hargai perasaan anak dan sesuatu
yang mereka anggap sebagai
masalah, sekalipun kita merasa itu
bukan suatu masalah

CHERRY

Mungkin sudah lebih dari 2 tahun, Yason (kelas 4 SD) minta dibelikan anjing. Dengan alasan bahwa rumah kita tidak tepat untuk memelihara anjing, keinginan itu tidak kami setujui.

Tetapi keinginan Yason tidak pernah padam, bahkan makin besar saat saya membelikan buku tentang jenis-jenis anjing. Dia mulai paham jenis anjing yang dia inginkan, yaitu jenis pomeranian.

Setelah memperhatikan keinginan Yason yang begitu kuat, dan janjinya untuk merawat anjing, akhirnya Lely dan saya sepakat memenuhi keinginan Yason. Anjing itu kami beli dan diberi nama Cherry.

Pesan : permintaan anak yang terus
menerus bisa merubah pandangan
kita, tetapi biarlah kita putuskan
dengan pertimbangan, bukan karena
rengekan.

Sabtu, 07 November 2009

Mama terlalu capek?

Suatu sore di hari Minggu, seperti biasanya Lely sedang melakukan kesibukan rumah tangga. Melihat hal itu Yason bertanya dengan nada kasih,” Mama, apakah mama terlalu capek sebagai ibu rumah tangga?”

Dengan agak terharu Lely menjawab,” Mama capek, tapi mama lakukan dengan senang ....”.



Pesan : pekerjaan di rumah tidak ada
habisnya, tetapi lakukan dengan
senang, maka pekerjaan jadi ringan,
dan bisa dinikmati seluruh anggota
keluarga.

Orangtua Berantem

Saat Yason (4 SD) dan saya sedang makan siang berdua saja, dia berkata ,”orang tua teman-teman ku banyak yang sering berantem”. Saya bertanya dengan heran, dari mana dia tahu.

Ternyata gurunya bertanya tentang siapa yang orang tuanya sering berantem dan banyak murid yang angkat tangan,.

Lalu saya bertanya,”kenapa kamu tidak angkat tangan, malu atau kenapa?” Yason dengan mantap menjawab,” Soalnya papa dan mama tidak pernah berantem”.


Pesan : pertengkaran antara suami isteri
menjadi perhatian anak kita
sekalipun mungkin mereka tidak
menunjukkan sikap.

Sabtu, 02 Mei 2009

Balto dan Cai Cai

Balto dan Cai Cai adalah 2 nama kelinci yang sudah beberapa lama kami pelihara atas permintaan Yason. Suatu sore saya mendapati Yason yang saat itu kelas 4 SD sedang mengelus kedua kelinci tersebut, satu dengan tangan kanan, dan satu dengan tangan kiri.

Saya lalu bertanya,”Balto atau Cai Cai yang kamu lebih sayang?”. ”Kedua-duanya” begitu jawabnya. Saya terus mendesak,”Tapi, hatimu pasti punya seekor yang lebih kami kamu sayangi”.

Yason lalu mengaku dengan pelan sambil terus mengelus kedua kelinci ,”Sebenarnya aku lebih sayang Balto, tapi aku tidak boleh tunjukkan agar mereka tidak saling iri”

Pesan : kasih sayang orang tua yang rata
kepada anak-anaknya, bisa mereka
rasakan, demikian juga jika kasih
kita berat sebelah.

Minggu, 26 April 2009

MAAF SALAH NGOMONG

Sejak kelas 4 SD, kami tidak lagi membimbing pelajaran Yason seketat sebelumnya. Dia mulai belajar sendiri dan hanya jika ada kesulitan, kami membantunya. Malam menjelang tidur, Lely bertanya apakah Yason perlu dibangunkan pagi untuk mempersiapkan pelajarannya, dan dia menjawab ,”tidak perlu”.

Pagi-pagi ketika Lely bangun sebelum anak-anak bangun, dia menemukan secarik kertas di depan pintu kamar. Rupanya pesan dari Yason, isinya ,” mama, maaf Yason salah ngomong semalam, Yason mau bangun pagi”. Dengan geli ,Lely lalu membangunkan Yason, yang dengan cepat bangun sambil tersenyum.

Pesan : mengajar anak agar bisa mengambil
keputusan perlu diikuti dengan
pengertian orang tua.
tidak perlu mengolok mereka jika keputusan
mereka berubah.

Minggu, 25 Januari 2009

Patungan Membeli RUMAH

Ketika kami hendak memutuskan untuk membeli rumah baru, kami menghitung bahwa uang kami tidak cukup untuk uang muka. Kami ceritakan hal ini kepada Mikhal yang saat itu kelas 6 SD dan Yason kelas 3 SD sambil menawarkan apakah mereka mau membantu melalui tabungan mereka.

Mikhal yang punya Rp 6 juta, bilang bahwa dia menyumbang Rp 5 juta, sedang Yason yang punya Rp 1,5 juta setuju untuk memberikan Rp 1 juta.

Kami tidak melihat adanya rasa keberatan dan saling membandingkan jumlah yang diberikan dari mereka. Dan akhirnya kami berani memutuskan untuk membeli rumah idaman tersebut.


Pesan : menceritakan masalah besar kepada
anak bisa membuat rasa
kebersamaan yang lebih kuat.