Sabtu, 27 September 2008

Memalsu Tanda Tangan

Saat makan malam, Yason, saat itu kelas 3 SD, bercerita bahwa tadi di sekolah, dia dihukum guru dengan harus keluar kelas karena memalsu tanda tangan saya pada PR nya. Saya bertanya, ketika ibu guru mengatakan bahwa tanda tangan itu palsu, “apakah kamu langsung mengaku?”. “Ya,” begitu jawabnya dengan polos.

Setelah mendengar duduk perkara dan pengakuan tersebut, kami tidak marah kepada Yason, malah saya berkata,”Yason, papa bangga karena kamu mau mengakui perbuatanmu yang salah, baik kepada gurumu dan kepada papa mama dan rela menerima hukuman dari gurumu”.

Pesan : anak yang bersalah memerlukan
kasih dan arahan agar dia bisa
memperbaikinya, dan bukan
kecaman.

Tidak ada komentar: